Sunday, May 27, 2012

“LUCU….LUCU…LUCU.. “


                
 Mesin cuci Goull

        “Wkwkkwkwkkwwkwkkwkwkwkwkwkkwkwkk” hanya ketawa yang bisa ku katakan, hari ini adalah hari dimana aku memiliki pengalaman baru dalam hidupku, sala satu mimpi dalam hidupku yaitu bisa melihat mensin cuci dan menggunakannya semauku, dan bertanya kepada pemilikinya semauku apabila ada kesulitan dalam penggunaan mesin cuci tersebut. hehehhehee

        Hari ini tanggal 18 mei 2012, hari dimana pengalaman baruku dimulai yaitu bekerja di laundry menggunakan mesin cuci, yang tak mengharapkan apa-apa karena tujuan utamaku adalah belajar bagaimana cara menggunakan mesin cuci tersebut. Karena tau  selama hidupku aku belum pernah menggunakannya, tapi pernah melihatnya. Aku melihat dimana-mana, seperti di Amplas  mall terbesar di kota Yogyakarta, dan di salah satu rumah temanku di SMA dulu.
        “kwkwkkwkkwkwkwkwkwkw” aku terus saja tertawa ketika aku dan teman kerjaku bernama Yupi masuk ke tempat kerja, sampai-sampai temanku itu berkata                            
        “kenapa loe, loe senang banget si?”
“iya pi, aku senang banget karena akhirnya aku bisa menggunakan mesin cuci” jawabku dengan penuh kebahagian
“ haaaaa apa??” kagetnya
Sebelum aku menjawab pertanyaannya, aku bertanya padanya “loe ngapain kerja disini?” tanyaku padanya
“ ya cari uanglah” jawabnya dengan lantang
“hhhhhhh loe gak punya uang?” Tanya ku lagi, sambil tertawa
“hehehheheh bukannya gitu sih, ya pengen nambah uang jajan gitu deh” jawabnya sambil melihat-lihat di sekilling ruang kerja kami
“ohhhhhhhhhhhhh” jawabku sambil membuka jaket yang ku kenakan
“ terus kamu ngapain kerja disini“tanyanya
“ ya sebenarnya si,. Aku gak cari uang, tapi aku pengen belajr doank, bagaimana meggunakan mesin cuci, makanya itu aku pengen kerja”
“emankx loe gak pernah pake mesin cuci po?” Tanya lagi sambil menatap mataku
“ hehghehehehhe, iya makanya itu aku pengen mencoba belajara disini, kwkkwkw? Jawabku sambil menyentuh pundaknya
“Massaallah, trisna-trisna, loe hidup di jaman mana” katanya padaku
“huuuuuuuuuuuuuuu gaya loe neng-neng, biasa aja kale, biasa orang kota  gak pake mesin cuci pakenay air sumur” jawabku dengan PDnya
Ketika kami lagi assik ngobrol tiba-tiba pemilik laundru datang menghampiri kami yang lagi duduk di depan meja sertrika pakayang, seperti sedang menunggu pelayan datang membawakan kami makanan yang lewat.
“ ohhh kalian berduanya yang mau kerja disini” tanay pemiliki laudry
“ iya mbak kamu berdua” jawab kami serempak
Pemilik laundru bernama mbak husna, jurusan Ekonomi semester 6 di UMY. Dia membangun usahanya dengan penghasiln kerjannya selama ini, karena dia tak ingin menyiakan uangnya makanya itu ia mencoba untuk menbuka usaha laundry yang menurutnya akam mendatangkna manfaat untuk dirinya dan orang lain.
“oohh ya uda, nanti kalian kalu butuh apa-apa atau adayang ingin di tanyakan tanyakan saja sama mbk “ sambil menujuk mbak ynag ada didisamping”
“ohhhhhhhh  iya  mbk ” jawab yupi

Di tempat laundry ada ada banyak pegawai tapi yang berkeja tetap hanta mbak Ti dan mabk ida yang selalu membantu mbk husna di tempat aundry tersebut, sedangkan pegawa  sementara yang bekerjanya hanya ada libru saja, yaitu aku dan teman-temanku. Kami berjuamlah 3 orang. Yang pertama nisaa jurusan Ekonomi dia adalah teman asramaku, dial aha orang yang mengajak aku bekerja di tempat laundry, yang kedua yupi jurusan komunikasi. Dai dan akulah yang berminta kerja di laundry.
Aku masih tak menyangka aku bisa bekerja ya walaupun pekerjaan yang tak ku minati karena jujur saya, pekerjaan yang sangat melelahkan yang menguras semua tenagaku.
Awal bekerja, yang dimana semua pertanayaan yang telah ku gennggang akan ku keluarkan semua, seperti aku ingin memuntahkan semua yang ada di mulutku ini. Hari pertama bekerja yaitu aku dan yupi disuruh sama mbak Ti untuk memberikan nama pada baju dengan tujuan agar baju-baju tersebut tidak tertukar pada saat selesai dicuci nanti.
“ohhhhhhhhhhhh gitu to, tak  kira’in nyui tu, asal nyuci dan nyucinya menggunakan mesin cuci sendiri-sendirii setiap masing-masing pakyan, teryata enggak” sambil mengeleng-gelengkan kepaku.
“ya ampun trisna ya enggaklah, kalau kayak gitu ya bisa tekor lah pemilik laundru ini dengan membeli banyak mesin cuci, loe ini aneh-aneh aja the” jawbnya sambil memberi nama pada baju-baju kotor tersebut,
“ isssssssss bau banged ya baju-baju ini, teryata orang yang kerja di laundry, tak segampang yang kita kira, teryata meraka harus menahan rasa bau ini, dan terus saja bekerja nseperti air yang mengalir, yang tak pernah mengenal hambatan.” Kataku sambil mengambil satu persatu baju yang ada di plasti, dan tanganku yang satu menutup hidupku yang tak tahan dengan baunya

“iyalah trisna nama juga kerja kalau gak gitu ya gak usa kerja aja” jawab yupi
Ketika kami sedang memberikan nama-nama pada baju dan mengambilny satu persatu, tiba-tiba aku menumukan CD (celana dalam) pria dan wanita yang berwarna warni
“issssssssssss jorok banged ci. Kenapa ci orang-orang ini menyuci juga CDnya, isss gak mau nyuci sendri aja” kesalku
Terus aku melanjutkan perrtanyaanku kepada Mbak Ti, yang seumur ibu ku, ya lumya tua lah, aku sedih bangad melihta dia, membanting tulang membantu keluarganya mencari uang hanya demi sesuap nasi.
Mbak Ti adalah seorang wanita yang gigih dan bekerja keras di usainya yang sudah tua, dia memiliki 3 orang anak, dan mereka masih berusia sangat mudah belia, dua orangnya cewek dan satu orang cowok. Di balik senyumnya yang manis, teryata mbak Ti memiliki kesedihan yang sangat mendalam. Ia sempat mercurhatkan isi hatinya kepada aku dan temanku. Ia bercerita bahwa, selama dua hari kemarin ia tidak masuk kerja, karena ia harus mengurus perceraian dengan suaminya.
“ kenapa bu ingin bercerai dengan suami ibu” lanjut ku
“ iya dek, itu soalnya dia uda punya istri lagi, dari aku sakit hati dan nanti hidupku gak jelas, aku lebih memilih bercerai sama dia” jawabnya dengan keikhlasan
“ohhhhhh ibu yang sabarnya, mudah-mudahhan ibu mendapat yang lebih baik lagi di kemudia hari” jawabku seraya memberi semangat buat ibu.
Kamipun melanjutkan pekerjaan kami, aku pun pergi ke belakang mesin cuci, dan aku sama sekalii tidak tahu harus berbuat apa untuk pertama kali. Dan aku pun langsung bertanya kepada ibu, apa yang harus aku lakukan.
Ia pun mulia menyuruh aku untuk mengambil pakayan yang telah diberi label nama, dan pakaian tersebut aku masukan kedalam mesin cuci, pakaian yang ku masukan kedalam, seperti memungut sampah dan merasa jijik untuk mengambilya. Begitupun dengan pakaian yang kumasukan, ini karena aku takut jikalau tanganku distrom dan takutnya jikalau tanganku ketarik sama mesin-mesin yang ada di dalam mesin cuci tersebut.

Hhahahhahahhahahahahaha, biasa orang kota,
Setelah semua pakaian tadi aku masukan kedalam mesin cuci, aku bertanya bagaimana cara menghidupkannya, bukan ibu tadi yang menjawab malah seorang anak kecil yang keluar dari dalam kamar mandi dan menjawab semua pertanyaan yang ku lontarkan.
Aku sangat bangga sekali sema dia, karena dengan umurnya yang masih sangat belia, dia udah bisa bekerja membantu ibunya di laundry, dia mahir  dalam penggunaan mesin cuci, umurnya baru sekitarn 11 tahunan. Namanya adalah ikhsan, dia dudk di kelas 5 SD, anaknya hitam manis, ganteng dan sopan sekali.
Dari pengalaman kerja ku ini yanga bisa dihitung dengan jari, aku dapat mengambil hikmah bahwa mencari uang untuk kebutuhan hidup memang  sangat susah. Apaalagi mereka-merak yang bekerja dengan mengurasa banyak tenaga dan juga terkena makian dari pemiliki pakaian, apabila pakaian yang mereka laundry hilang, ohh Tuhan betapa sedihnya hidup ini.
Apa lah arti hidup ini apabila ibumu yang bekerja di laundry, sungguh sangat menyedihkan, melihat ibu kita, dari menimbang pakaian sampai menyetrikanya yang begitu banyak. Ya Allah aku lebih baik tidak diciptakan di dunia ini dari pada aku melihat dia bekerja dengan menguras semua tenaganya.
Ya Allah aku berterimahkasih kepada Engkau, karena Engkau memberikan kedua orang tua yang mampu membiayai aku sekolah dari SD hingga Kuliah sekarang ini, dan dengan ketulusan hati dan keikhlasan mereka, mereka tak rela menyuruh aku untuk bekerja. Mereka hanya berkata padaku “intinya sekaranag kamu itu belajar aja disitu, gak usah aneh-aneh untuk bekerja, oke nak”
Kata-kata itu selalu teringat dalam hidupku, kata-kata yang membuat aku bertahan di kampung orang. Ya rabb sembah sujud ku yang tak terkira ku kirimkan kepada ayah handa dan ibunda tercinta yang telah mengorbankan segalahnya untukku, anaknya.

Dad you the best that i have in this word, thanks so much for your Sacrifice  :-)
I love you so Much 


No comments:

Post a Comment