“Wkwkkwkwkkwwkwkkwkwkwkwkwkkwkwkk” hanya
ketawa yang bisa ku katakan, hari ini adalah hari dimana aku memiliki
pengalaman baru dalam hidupku, sala satu mimpi dalam hidupku yaitu bisa melihat
mensin cuci dan menggunakannya semauku, dan bertanya kepada pemilikinya semauku
apabila ada kesulitan dalam penggunaan mesin cuci tersebut. hehehhehee
Hari ini tanggal 18 mei 2012, hari
dimana pengalaman baruku dimulai yaitu bekerja di laundry menggunakan mesin
cuci, yang tak mengharapkan apa-apa karena tujuan utamaku adalah belajar
bagaimana cara menggunakan mesin cuci tersebut. Karena tau selama hidupku aku belum pernah
menggunakannya, tapi pernah melihatnya. Aku melihat dimana-mana, seperti di
Amplas mall terbesar di kota Yogyakarta,
dan di salah satu rumah temanku di SMA dulu.
“kwkwkkwkkwkwkwkwkwkw” aku terus saja
tertawa ketika aku dan teman kerjaku bernama Yupi masuk ke tempat kerja,
sampai-sampai temanku itu berkata
“kenapa loe, loe senang banget si?”
“iya pi, aku senang banget karena akhirnya aku bisa menggunakan
mesin cuci” jawabku dengan penuh kebahagian
“ haaaaa apa??” kagetnya
Sebelum aku menjawab pertanyaannya, aku bertanya
padanya “loe ngapain kerja disini?” tanyaku padanya
“ ya cari uanglah” jawabnya dengan lantang
“hhhhhhh loe gak punya uang?” Tanya ku lagi,
sambil tertawa
“hehehheheh bukannya gitu sih, ya pengen nambah
uang jajan gitu deh” jawabnya sambil melihat-lihat di sekilling ruang kerja
kami
“ohhhhhhhhhhhhh” jawabku sambil membuka jaket
yang ku kenakan
“ terus kamu ngapain kerja disini“tanyanya
“ ya sebenarnya si,. Aku gak cari uang, tapi aku
pengen belajr doank, bagaimana meggunakan mesin cuci, makanya itu aku pengen
kerja”
“emankx loe gak pernah pake mesin cuci po?”
Tanya lagi sambil menatap mataku
“ hehghehehehhe, iya makanya itu aku pengen
mencoba belajara disini, kwkkwkw? Jawabku sambil menyentuh pundaknya
“Massaallah, trisna-trisna, loe hidup di jaman
mana” katanya padaku
“huuuuuuuuuuuuuuu gaya loe neng-neng, biasa aja
kale, biasa orang kota gak pake mesin
cuci pakenay air sumur” jawabku dengan PDnya
Ketika kami lagi assik ngobrol tiba-tiba pemilik laundru datang menghampiri
kami yang lagi duduk di depan meja sertrika pakayang, seperti sedang menunggu
pelayan datang membawakan kami makanan yang lewat.
“ ohhh kalian berduanya yang mau kerja disini” tanay pemiliki
laudry
“ iya mbak kamu berdua” jawab kami serempak
Pemilik laundru bernama mbak husna, jurusan Ekonomi semester 6 di
UMY. Dia membangun usahanya dengan penghasiln kerjannya selama ini, karena dia
tak ingin menyiakan uangnya makanya itu ia mencoba untuk menbuka usaha laundry
yang menurutnya akam mendatangkna manfaat untuk dirinya dan orang lain.
“oohh ya uda, nanti kalian kalu butuh apa-apa
atau adayang ingin di tanyakan tanyakan saja sama mbk “ sambil menujuk mbak
ynag ada didisamping”
“ohhhhhhhh iya
mbk ” jawab yupi
Di tempat laundry ada ada banyak pegawai tapi yang berkeja tetap
hanta mbak Ti dan mabk ida yang selalu membantu mbk husna di tempat aundry
tersebut, sedangkan pegawa sementara yang
bekerjanya hanya ada libru saja, yaitu aku dan teman-temanku. Kami berjuamlah 3
orang. Yang pertama nisaa jurusan Ekonomi dia adalah teman asramaku, dial aha
orang yang mengajak aku bekerja di tempat laundry, yang kedua yupi jurusan
komunikasi. Dai dan akulah yang berminta kerja di laundry.
Aku masih tak menyangka aku bisa bekerja ya walaupun pekerjaan
yang tak ku minati karena jujur saya, pekerjaan yang sangat melelahkan yang
menguras semua tenagaku.
Awal bekerja, yang dimana semua pertanayaan yang telah ku
gennggang akan ku keluarkan semua, seperti aku ingin memuntahkan semua yang ada
di mulutku ini. Hari pertama bekerja yaitu aku dan yupi disuruh sama mbak Ti
untuk memberikan nama pada baju dengan tujuan agar baju-baju tersebut tidak
tertukar pada saat selesai dicuci nanti.
“ohhhhhhhhhhhh gitu to, tak
kira’in nyui tu, asal nyuci dan nyucinya menggunakan mesin cuci
sendiri-sendirii setiap masing-masing pakyan, teryata enggak” sambil
mengeleng-gelengkan kepaku.
“ya ampun trisna ya enggaklah, kalau kayak gitu ya bisa tekor lah
pemilik laundru ini dengan membeli banyak mesin cuci, loe ini aneh-aneh aja
the” jawbnya sambil memberi nama pada baju-baju kotor tersebut,
“ isssssssss bau banged ya baju-baju ini, teryata orang yang
kerja di laundry, tak segampang yang kita kira, teryata meraka harus menahan
rasa bau ini, dan terus saja bekerja nseperti air yang mengalir, yang tak
pernah mengenal hambatan.” Kataku sambil mengambil satu persatu baju yang ada
di plasti, dan tanganku yang satu menutup hidupku yang tak tahan dengan baunya
“iyalah trisna nama juga kerja kalau gak gitu ya gak usa kerja
aja” jawab yupi
Ketika kami sedang memberikan nama-nama pada baju dan mengambilny
satu persatu, tiba-tiba aku menumukan CD (celana dalam) pria dan wanita yang
berwarna warni
“issssssssssss jorok banged ci. Kenapa ci orang-orang ini menyuci
juga CDnya, isss gak mau nyuci sendri aja” kesalku
Terus aku melanjutkan perrtanyaanku kepada Mbak Ti, yang seumur
ibu ku, ya lumya tua lah, aku sedih bangad melihta dia, membanting tulang
membantu keluarganya mencari uang hanya demi sesuap nasi.
Mbak Ti adalah seorang wanita yang gigih dan bekerja keras di
usainya yang sudah tua, dia memiliki 3 orang anak, dan mereka masih berusia
sangat mudah belia, dua orangnya cewek dan satu orang cowok. Di balik senyumnya
yang manis, teryata mbak Ti memiliki kesedihan yang sangat mendalam. Ia sempat
mercurhatkan isi hatinya kepada aku dan temanku. Ia bercerita bahwa, selama dua
hari kemarin ia tidak masuk kerja, karena ia harus mengurus perceraian dengan
suaminya.
“ kenapa bu ingin bercerai dengan suami ibu” lanjut ku
“ iya dek, itu soalnya dia uda punya istri lagi, dari aku sakit
hati dan nanti hidupku gak jelas, aku lebih memilih bercerai sama dia” jawabnya
dengan keikhlasan
“ohhhhhh ibu yang sabarnya, mudah-mudahhan ibu mendapat yang
lebih baik lagi di kemudia hari” jawabku seraya memberi semangat buat ibu.
Kamipun melanjutkan pekerjaan kami, aku pun pergi ke belakang
mesin cuci, dan aku sama sekalii tidak tahu harus berbuat apa untuk pertama
kali. Dan aku pun langsung bertanya kepada ibu, apa yang harus aku lakukan.
Ia pun mulia menyuruh aku untuk mengambil pakayan yang telah
diberi label nama, dan pakaian tersebut aku masukan kedalam mesin cuci, pakaian
yang ku masukan kedalam, seperti memungut sampah dan merasa jijik untuk
mengambilya. Begitupun dengan pakaian yang kumasukan, ini karena aku takut
jikalau tanganku distrom dan takutnya jikalau tanganku ketarik sama mesin-mesin
yang ada di dalam mesin cuci tersebut.
Hhahahhahahhahahahahaha, biasa orang kota,
Setelah semua pakaian tadi aku masukan kedalam mesin cuci, aku
bertanya bagaimana cara menghidupkannya, bukan ibu tadi yang menjawab malah
seorang anak kecil yang keluar dari dalam kamar mandi dan menjawab semua
pertanyaan yang ku lontarkan.
Aku sangat bangga sekali sema dia, karena dengan umurnya yang
masih sangat belia, dia udah bisa bekerja membantu ibunya di laundry, dia
mahir dalam penggunaan mesin cuci,
umurnya baru sekitarn 11 tahunan. Namanya adalah ikhsan, dia dudk di kelas 5
SD, anaknya hitam manis, ganteng dan sopan sekali.
Dari pengalaman kerja ku ini yanga bisa dihitung dengan jari, aku
dapat mengambil hikmah bahwa mencari uang untuk kebutuhan hidup memang sangat susah. Apaalagi mereka-merak yang
bekerja dengan mengurasa banyak tenaga dan juga terkena makian dari pemiliki
pakaian, apabila pakaian yang mereka laundry hilang, ohh Tuhan betapa sedihnya
hidup ini.
Apa lah arti hidup ini apabila ibumu yang bekerja di laundry,
sungguh sangat menyedihkan, melihat ibu kita, dari menimbang pakaian sampai
menyetrikanya yang begitu banyak. Ya Allah aku lebih baik tidak diciptakan di
dunia ini dari pada aku melihat dia bekerja dengan menguras semua tenaganya.
Ya Allah aku berterimahkasih kepada Engkau, karena Engkau
memberikan kedua orang tua yang mampu membiayai aku sekolah dari SD hingga
Kuliah sekarang ini, dan dengan ketulusan hati dan keikhlasan mereka, mereka
tak rela menyuruh aku untuk bekerja. Mereka hanya berkata padaku “intinya
sekaranag kamu itu belajar aja disitu, gak usah aneh-aneh untuk bekerja, oke
nak”
Kata-kata itu selalu teringat dalam hidupku, kata-kata yang
membuat aku bertahan di kampung orang. Ya rabb sembah sujud ku yang tak terkira
ku kirimkan kepada ayah handa dan ibunda tercinta yang telah mengorbankan segalahnya
untukku, anaknya.
Dad you the best that i have in this word, thanks so much for your Sacrifice :-)
I love you so Much
I love you so Much
No comments:
Post a Comment